Rumah Sakit Polri Kramat Jati saat ini tengah menangani lima kantong jenazah dari korban kebakaran Glodok Plaza. Dalam upaya identifikasi, rumah sakit ini telah mulai mengambil sampel DNA dari keluarga korban untuk mempermudah proses identifikasi yang tengah berjalan. Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Prima Heru Yulihartono, menyatakan bahwa penerimaan jenazah dimulai dengan pemeriksaan autopsi diikuti pengambilan sampel DNA, bekerja sama dengan laboratorium Pusdokkes di bidang DNA.
Saat ini, salah satu keluarga korban juga telah melaporkan kehilangan anggota keluarga mereka di Glodok Plaza. Oleh karena itu, data terkait korban seperti gigi dan sidik jari akan dimanfaatkan bersama sampel DNA untuk kebutuhan pembanding dalam identifikasi.
Dalam proses identifikasi jenazah yang tidak utuh ini, RS Polri juga berkolaborasi dengan sejumlah instansi termasuk Puslabor dan Biddokpol Pusdokkes Polri. Koordinasi dengan pihak terkait seperti Inafis, Puslabfor, dan Biddokkes ditekankan sebagai langkah mengantisipasi kondisi jenazah yang telah rusak parah akibat kebakaran.
Proses identifikasi membutuhkan waktu lebih lama dikarenakan tingkat kerusakan jenazah yang signifikan. Brigjen Prima memperkirakan, waktu yang diperlukan bisa mencapai satu minggu setelah sampel DNA diperiksa. Faktor utama yang mempersulit proses ini adalah kondisi jenazah yang hangus terbakar.
Kebakaran dahsyat yang menghanguskan Glodok Plaza terjadi pada malam tanggal 15 Januari 2025. Akibat peristiwa ini, ada laporan 14 orang dinyatakan hilang, dengan nama-nama berikut di antaranya: Aulia Belinda (28), Deri Sauki (25), Osima Yukari (25), dan beberapa lainnya termasuk Muljadi (56) dan Dian Cahyadi (38). Keterlibatan Damkar dan BPBD juga disebutkan dalam rangka penanganan insiden tersebut.