Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa harga satuan porsi untuk program makan bergizi gratis, baik Rp 10 ribu maupun Rp 15 ribu, tidak menjadi masalah selama sesuai dengan porsi yang dibutuhkan. Ia menjelaskan bahwa kisaran harga tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah, terutama jika mengacu pada biaya pangan. Misalnya, dengan anggaran tersebut, kebutuhan karbohidrat hingga protein masih bisa terpenuhi.

Arief juga menekankan bahwa biaya tersebut hanya mencakup bahan makanan saja, tidak termasuk layanan, fasilitas dapur, atau biaya transportasi, sehingga biaya penuh tidak seharusnya menjadi polemik. Menurutnya, harga perporsi bisa berbeda tergantung pada harga pangan di tiap daerah dan dari mana bahan pangan tersebut dipasok. Jika bekerjasama dengan petani atau peternak langsung, harga bisa lebih baik dan ekonomis.

Hal ini menjadi sorotan setelah Presiden Prabowo Subianto menganggarkan harga porsi makan bergizi gratis dari Rp 15 ribu menjadi Rp 10 ribu. Keputusan ini kemudian mendapatkan kritik dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang meragukan kemampuan biaya tersebut untuk memenuhi kebutuhan gizi di tengah kenaikan harga pangan.

Arief berpendapat bahwa banyak variabel yang memengaruhi harga perporsi, misalnya tempat membeli bahan pangan serta leveraj antara belanja dalam volume kecil dengan skala besar. Dengan demikian, penentuan harga tidak bisa dilakukan secara menyeluruh tanpa mempertimbangkan perbedaan kondisi di lapangan.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *