Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, mengusulkan agar Kiai Haji (KH) Raden Asnawi dianugerahi gelar pahlawan nasional. Sebagai ulama kharismatik, pendiri dan penggerak Nahdlatul Ulama (NU) asal Kudus ini memiliki kontribusi signifikan dalam perjuangan melawan ketidakadilan dan diskriminasi, terutama dari kolonial Belanda.
Nusron menegaskan bahwa Raden Asnawi tidak hanya menyebarkan ilmu agama, tapi juga turut serta dalam pendidikan, organisasi, serta gerakan sosial dan politik. Dalam acara Haul KH Raden Asnawi ke-67 di Kudus, ia menyampaikan bahwa KH Raden Asnawi telah mengajarkan komitmen berjuang di berbagai bidang kepada para muridnya, baik dalam pendidikan, politik, organisasi, maupun ekonomi.
Nusron menggambarkan KH Raden Asnawi dengan Nelson Mandela, yang jauh lebih dahulu memperjuangkan keadilan di Indonesia sebelum Mandela melawan diskriminasi rasial. KH Raden Asnawi bahkan rela dipenjara bukan demi dirinya, tapi demi kepentingan bangsa.
Acara Haul diharapkan menjadi pengingat perjuangan KH Raden Asnawi dalam memajukan pendidikan dan memperjuangkan keadilan selama era penjajahan. Nusron berharap perjuangan tersebut dapat dilanjutkan oleh generasi berikutnya, dengan harapan gelar pahlawan nasional bisa segera terwujud.
Dukungan serupa datang dari Wakil Presiden ke-13 RI KH Ma’ruf Amin, yang menilai KH Raden Asnawi tidak hanya berperan sebagai pengajar agama tetapi juga sebagai pembaharu sosial pada masanya. Ia secara penuh mendukung penobatan KH Raden Asnawi sebagai pahlawan nasional.
KH Raden Asnawi, lahir pada 1861, dikenal sebagai tokoh penting dalam penegakan keadilan melawan penjajahan Belanda dan sebagai pendiri Madrasah Qudsiyyah. Pendidikan agama yang ditekuni membuatnya menjadi tokoh alim yang terampil dalam ilmu agama dan spiritualitas.
Pada zaman penjajahan, KH Raden Asnawi secara aktif menentang kebijakan diskriminatif pemerintah kolonial Belanda, termasuk sistem kasta yang merugikan pribumi. Selain kiprahnya dalam pendidikan, ia juga dikenal sebagai penggerak Nahdlatul Ulama, memperjuangkan hak umat melalui dakwah dan aktivitas sosial politik untuk kemerdekaan bangsa.